Moslem Only!! Do not enter!!
--¤¤*¤¤--
Setiap orang bisa ditakdirkan memiliki satu jodoh, dua, atau mungkin lebih. Bahkan ada yang sampai tua belum menemukan belahan jiwanya. Wallahualam, hanya Allah yang tahu. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi. Watak, kepribadian, kepercayaan, kematian, dan lain sebagainya. Semua sudah digariskan olehNYA. Allah Maha Mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, berikut berbagai macam faktor tadi. Tapi ingat janji Allah, wanita yang baik untuk pria yang baik. Dan sebaliknya. Hal ini lah yang bisa kita ikhtiari. Berusaha menjadi pribadi yang baik..
Semisal, seorang Z digariskan berjodoh dengan A yang baik, dan B yang kurang baik. Takdir ini dituliskan sejak Z diciptakan. Allah juga membekali masing2 dari mereka watak dan kepribadian yang apabila Z menjadi orang baik mungkin dia akan menyukai kepribadian A. Dan sebaliknya. Bagaimanapun semua hanya teori. Yang bisa kita lakukan adalah berikhtiar menjadi seseorang yang lebih baik..
Oke, mari bercanda sejenak sambil berangan, hehehe.. :p
Apabila seorang wanita muslim yang tidak berjilbab, lalu dia dicintai seorang laki2 yang bukan muslim, katakanlah Marko Marin, siapa yang bilang Marko tidak tampan? Jika nanti mereka memutuskan untuk menikah, apa yang akan dilakukan Marko setelah tahu wanita yang dicintainya adalah muslim.. Masuk islam kah? Atau sebaliknya.. (Allah melarang menjadikan laki2 nonmuslim sebagai pemimpin keluargamu)..
Coba bayangkan yang satu ini, seorang Marko Marin jatuh cinta dengan seorang muslimah berjilbab dan kemudian dia memutuskan mualaf, siapa yang dicintai Marko? Tepat! Aqidahnya.. Inilah cinta karena Allah :)
Lalu yang satu ini, pilih mana, Marko Marin apa Mesut Özil? Hahaha.. Jawab sendiri yaa..
Well, cukup berkhayalnya. Aku hanya ingin memberi contoh..
Sekarang, tentang cita2 seorang wanita menjadi dokter di sebuah klub sepakbola. Bagaimanapun, apa sih kodrat seorang wanita? Kalau setiap hari bekerja dan berhubungan dengan atlet2 laki2, bagaimana perasaan suami di rumah? Akankah rumah tangga seperti itu berjalan awet?
Lalu, untuk menangani atlet profesional dengan gaji dan kontrak jutaan euro, apakah klub akan berjudi atau mengadu peruntungan dengan memakai dokter wanita?
Lagipula, jadwal pertandingan paling banyak malam hari, bagaimana anak2 di rumah? Siapa yang memasak? Yang mendidik anak?
Ya, di negara maju mungkin persamaan gender sudah menjadi tren. Tapi kodrat seorang muslimah adalah mengurus rumah tangga :) carrier is number 2!
Apa ada hambatan lagi selain itu? Tentu saja! Sertifikat sebagai dokter atlet dari universitas di negara tempat aku ingin bekerja..
"Tapi aku ingin berkutat dalam dunia sepakbola". Ambil fisioterapi, dan jika sudah dapat nama, jadilah dokter di tim junior, jangan tim senior :) dilihat dari segi balighnya mereka, nilai kontrak profesional, dan jam bekerja, serta perbandingan kesempatan antara pria dan wanita, semua masih memungkinkan :)
Yang penting sekarang, yang harus dipikirkan, bagaimana aku mendapat beasiswa jurusan fisioterapist di Jerman. Temanku, mbak Sitha Vastika, dia juga berjilbab, bisa sekolah di Jerman, dan jurusannya Teknik!
Bagaimana dengan pekerjaan lain? Ukhti sekalian bisa merancangnya sedemikian rupa, seperti kasus di atas, agar apa yang kita lakukan tidak menyimpang dari Islam.. Amin :)
Luruskan niat ya ukhti, jangan khawatirkan jodoh dan sekolah. Semua pasti bisa atas izin Allah. Ingat, berjilbab itu wajib.. Marilah mengikhtiari yang masih bisa dan memang seharusnya kita ikhtiari. Menjadi orang yang lebih baik. Menjalankan syariah. Dan menjadi wanita yang bahagia dunia dan akhirat, inshaAllah, amin :)
Januari 4. 2011 - 08.04 a.m.
Niken A. Pratiwi
Manusia (yang tidur setelah) Fajar
2 years ago
0 comments:
Post a Comment