BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
Powered By Blogger

What are you looking for?

9.07.2010

I Believe in You

| Lonely, the path you have choosen, n restless road, no turning back.. |

| One day you will find your light again, don't you know, don't let go, be strong.. |

| Follow your heart, let your love lead through the darkness, back to a place you once knew, i believe, i believe, i believe in you.. |

| Follow your dream, be your self an angel of kindness, there's nothing that you can not do, i believe, i believe, i believe in you.. |

| Tout seul, tu t'en iras tout seul, coeur ouvert, a l'univers, poursuis ta quête, sans regarder derrière, n'attends pas, que le jour, se lève.. |

| Suis ton étoile, va jusqu'où ton rêve t'emporte, un jour tu le toucheras, si tu crois, si tu crois, si tu crois en toi.. |

| Suis ton lumière, n'éteins pas la flammes que tu portes, au fond de toi souviens-toi, que je crois, que je crois, que je crois en toi.. |

| Someday I'll find you, someday You'll find me too, and when I hold You close, I'll know that is true.. |

9.02.2010

Rasa Ini, Impian Ini, Niat ini, dan Restu Ini

Ya Allah, aku bingung. Aku menyukai tempat itu. Aku sangat ingin kesana. Dan tentang hal ini, juga ada sangkut pautnya dengan kecintaanku pada sesuatu yang berhubungan dengan tempat itu. Yang merisaukanku adalah kedua orang tuaku tidak menghendaki aku mencintai hal tersebut. Sehingga mereka juga membenci tempat ,,idaman’’ku itu.
Mereka tak ingin aku memecah konsentrasi antara hal (yang aku cintai) ini dengan sekolahku. Sejujurnya, aku mampu untuk ,,mengerjakan’’ keduanya sekaligus. InsyaAllah.. Karena aku juga tak bisa melepaskan salah satunya. Aku menikmati kondisi ini.

Tapi bagaimanapun, orang tuaku adalah panutan utamaku. Aku tahu maksud mereka. Aku memahami mereka. Mungkin aku memang harus mengikhlaskan rasa cintaku ini. Aku teringat akan catatan seorang teman (nama dirahasiakan), dia mengatakan ,,kalau kita mau mengikhlaskan sesuatu yang tidak bisa kita miliki secara natural, dan memang pada saaat ini kita harus melepaskannya, maka suatu saat kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik (bagi kita)’’.

Dan mungkin memang sekarang saatnya untukku fokus pada salah satu, tidak membagi konsentrasiku, toh aku juga masih bisa mencintai hal ini dengan cara lain (bukan seperti sekarang ini). Semua ini harus aku lakukan agar orang tuaku tidak membenci tempat itu (tempat yang aku cintai karena sesuatu hal ini). Dengan begitu, orang tuaku akan meridhoi suatu saat nanti, aku menginjakkan kaki di sana. Bagaimanapun juga, ridho Allah juga tergantung pada ridho orang tua. Dan lagi, dengan melupakan sejenak rasa ini, dan fokus pada sekolahku, akan mendekatkan jalanku menuju kesana, insyaAllah :)

Ada satu cerita, waktu aku mendaftar UM UGM, ternyata orang tuaku tidak serta merta, sepenuhnya rela melepasku untuk sekolah di sana. Mereka mengatakan itu setelah aku selesai tes. Dan benar, aku tidak diterima. Lalu untuk menghiburku, mereka berkata ,,percayalah, tempatmu di UNS, insyaAllah’’. Kalimat itu sangat menguatkanku. Tapi, di sisi lain, hatiku juga merasakan sebuah kekecewaan, ternyata aku berangkat tanpa restu mereka. Aber, ja, okay. Es spielt keine Rolle zu wichtig…
Suatu ketika, ibuku pernah berkata, tidak mengijinkan aku pergi kesana. Dengan susah payah aku meyakinkan beliau. Dan akhirnya ,,yaa, oke’’ kata beliau. Tapi entah apa ini seperti kasus sebelumnya, yang tidak merestui dari hati, yang jelas aku sungguh sangat mengharapkan hal itu.

Waktu SMA aku pernah cerita ke seorang teman kalau aku ingin masuk teknik mesin dan dirgantara ITB (FTMD). Aku menyukai dunia penerbangan juga. Tapi, ya, aku adalah seorang peremmpuan. Tentu saja aku lagi-lagi tak mengantungi ijin. Dan temanku itu bilang ,,ridho Allah tergantung ridho orang tua Ken, jadi ya nurut aja lah’’. Lagi pula, aku masih bisa mengambil Kedokteran Penerbangan kelak.

Di sisi lain, ada cerita yang pernah aku dengar. Putri Indonesia, Agni Pratista, ternyata orang tuanya juga sebenarnya tak mengijinkannya untuk mengikuti ajang itu. Dia dari Yogyakarta pergi ke Semarang dan menjadi wakil Jawa Tengah. Di malam puncak, akhirnya dia berhasil menjadi pemenang.
Ada lagi, Ozy, peserta Idola Cilik 3. Dia ,,lari’’ dari rumahnya (dengan usia yang masih jauh lebih muda dibanding aku) dan datang kepada tantenya di Makasar (kota, karena rumah Ozy memang di desa). Dia minta di antar audisi. Singkat cerita, dia menduduki peringkat 4 Idola Cilik 3.

Dan juga Yohanes Surya. Tak banyak yang tahu bahwa dia seorang anak TNI yang ,,nggak naik-naik pangkatnya’’dengan gaji yang pas-pasan, untuk mebiayai adik-adik Yohanes Surya juga, untuk biaya hidup, rasanya sangat ,,cumpen’’. Untuk makan di kos saja sudah susah. Tapi dia punya ambisi. Dia mebuat paspor dan mengurus segala sesuatunya untuk kuliah di luar negeri dengan beasiswa. Bayangkan apa yang dikatakan orang tuanya saat itu. Orang pun juga pasti akan mengatakan dia sudah gila (ini pengakuan dari Pak Yo sendiri). Tapi sekarang dia adalah pendiri, pemilik, sekaligus rektor Surya Institut. Dia meraih gelar Ph.D-nya di College of William and Marry, USA.

Jika nantinya, orang tuaku juga tak kunjung mengijinkanku pergi ke tempat itu, entah itu untuk urusan yang diinginkan orang tuaku maupun alasan rasa cintaku tadi, aku akan tetap berusaha untuk bisa meraihnya. Karena pelajaran yang bisa aku ambil dari kisah-kisah di atas adalah ,,Allah selalu membantu hamba-hambaNya yang bersungguh-sungguh dan mau bekerja keras’’ dengan catatan aku harus memiliki niat yang baik.

Ingat kan cerita tentang Diego Armando Maradona dan Jonathan Pradana Mailoa?

Maradona, semua orang tahu tentang ,,gol’’nya yang kontroversial di Piala Dunia 1986. Aku tak mau menyebut ,,gol’’ itu seperti orang-orang biasa menyebutnya (mendekatkan diri pada syirik), tapi aku tahu betul, aku yakin ,,gol’’ itu karena kehendakNya, sehingga menjadi sah, tak terlihat wasit, bahkan di video juga tak begitu jelas. Aku percaya hal itu karena dia adalah seorang pemain yang ulet, hebat, baik, bla bla bla. Makanya Tuhan membantunya meraih apa yang dia impikan.
Lalu, Jonathan, di APhO (Asian Physics Olympiad) dia hanya mendapat medali perak, sedangkan teman-teman yang lainnya dari TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia) mendapat emas. Lalu dia belajar mati-matian, mulai jam 7 pagi sampai 11 malam, tidur sebentar, belajar lagi, sampai sempat jatuh sakit dan masuk rumah sakit beberapa hari. Tapi kemudian di IPhO (International Physics Olympiad) dia menyabet emas sekaligus sebagai Absolute Winner, Best Theory and Best Experiment, What a……………………..!!

Oh ja! Yang di atas ini tadi aku tulis di perpustakaan FK UNS, tapi baterai laptopku habis, hiks, jadi dilanjutkan di rumah - setelah nonton spirit football, sambil ngobrol-ngobrol dengan Ibu – nah, di sini ada kabar terbaru. Aku bilang ke Ibu, kalau aku mau melepaskan rasaku tadi, apakah Ibu menyetujui aku pergi ke tempat itu?? Dan beliau jawab dengan pasti ,,Ya! Asal dengan tujuan yang baik’’. Ibu juga bilang ,,kalau untuk mencari ilmu, carilah sampai ke negeri China’’. Sungguh sangat melegakan. Tapi aku juga mengatakan kalau mungkin rasa cintaku pada hal tersebut di atas tak aku lepas sepenuhnya. Tapi aku pastikan tak akan mengganggu sekolahku, insyaAllah, amin :)

Ya Allah, Yang Maha Pemurah, dan Maha Penyayang, mudah-mudahan dengan restu ini, Engkau mengijinkanku, Engkau juga meridhoiku, aku berjanji belajar dengan rajin, tapi jangan paksa aku melepas mimpi yang satu ini Ya Allah… :)
Subhanallah Walhamdulillah wa laa ilaaha illallahu Allahuakbar!! Amin yaa Robbal ‘alamin…

...^^...

Oh Gott, ich bin verwirrt. Ich mochte die Stelle. Ich möchte wirklich dorthin zu gelangen. Und über diese, hat auch nichts mit der Liebe etwas im Zusammenhang mit diesem Ort zu tun. Was stört mich ist meine Eltern wollten mich nicht, es zu lieben. So dass sie auch hassen, dass mein Traum statt.

Sie wollen mich nicht um die Konzentration der Materie zu brechen (die ich liebe) mit meiner Schule. Ehrlich gesagt, ich bin in der Lage, beides auf einmal tun. Hoffentlich .. Da konnte ich nicht einer von ihnen. Ich genieße diesen Bedingungen.

Aber trotzdem sind meine Eltern meine wichtigste Vorbild. Ich kenne ihre Absichten. Ich verstehe sie. Vielleicht sollte ich wirklich mengikhlas ist meine Liebe zu diesem. Ich erinnerte mich an die Kenntnis von einem Freund (Name unterdrückt), sagt er, dass, wenn wir etwas aufgeben, dass wir nicht haben können sie natürlich, und zwar möchte in diesem Moment müssen wir es zu befreien, dann werden wir eines Tages etwas Besseres bekommen (für us).

Und vielleicht ist es Zeit für mich die Ausrichtung auf eine, nicht teilen meine Konzentration, aber ich kann immer noch nicht lieben es auf andere Weise (nicht wie jetzt). All dies muss ich tun, um meine Eltern nicht hassen den Ort (ich liebe dieses für etwas). So, meine Eltern eines Tages zu segnen, habe ich zu Fuß dort.
Allerdings hängt es auch von den Segnungen Gottes Segen von den Eltern. Und wieder vergaß für einen Augenblick denke, und konzentrieren sich auf meiner Schule, wird der Pfad zu halten, um dorthin zu gelangen, insyaAllah...

Es ist eine Geschichte, wenn ich mich angemeldet UM UGM, anscheinend meine Eltern nicht unbedingt, durchaus bereit, mich dort zur Schule. Sie sagen, dass ich nach einem Test abgeschlossen. Und in der Tat, ich war nicht willkommen. Dann, um mich aufzuheitern, sagten sie, glauben Sie mir, Ihren Platz in der UNS, insAllah. Mein Satz ist sehr verstärken. Aber auf der anderen Seite, mein Herz fühlte auch eine Enttäuschung, so stellt sich heraus, dass ich ohne ihren Segen links. Aber, ja, okay. Es ist nicht allzu wichtig.

Einer Zeit, meine Mutter hat einmal gesagt, lass mich nicht dorthin zu gehen. Mit Mühe überredete ich ihn. Und schließlich: "Ja, okay", sagte er. Aber wer weiß, wie es im vorigen Fall, die nicht des Herzens, die offenbar bin ich wirklich wirklich erwarten, dass es nicht zu genehmigen ist.

Wenn ich ein High-School-Geschichte zu einem Freund hatte, wenn ich die Ingenieur-und Raumfahrt geben wollte ITB (FTMD). Ich mochte die Welt der Fliegerei als auch. Aber, ja, ich war eine Frau. Natürlich war ich wieder nicht versenkt eine Genehmigung. Und mein Freund sagte, Segen von Gott abhängt Segen der Eltern, Ken, so ya denke, es ist''. Anyway, ich kann immer noch nehmen die Zukunft der Luftfahrt Medizin.

Auf der anderen Seite gibt es eine Geschichte, die ich je gehört habe. Putri Indonesien, Agni Pratista, es stellt sich heraus, auch seine Eltern nicht wirklich erlauben es, das Ereignis verfolgen. Sie ist aus Yogyakarta nach Semarang in Central Java gegangen und wurde Stellvertreter. In Spitzenzeiten am Abend, sie es endlich geschafft, ein Gewinner zu werden.

Es gibt einen weiteren, Ozy, Little Idol 3 Teilnehmern. Er, laufen away''from seinem Haus (mit dem Alter sehr viel jünger war als ich) und kam zu ihrer Tante in Makasar (Stadt, weil Ozy Haus im Dorf). Er fragte in zwischen Auditions. Lange Rede kurzer Sinn, war er an vierter Stelle Little Idol 3.

Und auch Yohanes Surya. Nicht viele wissen, dass sie ein Kind TNI war, nicht reiten-up pangkatnya''dengan Gehalt kaum ausreichend für die jüngeren Geschwister mebiayai Yohanes Surya, auch für die Kosten des Lebens, es ist sehr,,''cumpen. Zu essen im Wohnheim allein ist schwierig. Aber er hatte Ambitionen. Er mebuat Reisepass und kümmern uns um alles für die Hochschule mit Stipendien im Ausland. Stell dir vor, was seine Eltern an der Zeit. Jemand anderes würde sagen, er war verrückt (das Geständnis von Mr. Yo selbst). Aber jetzt ist er Gründer, Inhaber, einst Rektor der Surya-Institut. Er nahm seinen Doktortitel an der College of William and Mary, USA.

Wenn später auch meine Eltern nie erlaubt mir, auf den Platz gehen, ob es für die Dinge, die Leute wollen meine Eltern oder der Grund, meine Liebe zu dir, ich werde weiter versuchen, ihn zu erreichen. Weil ich eine Lektion aus den Geschichten über nehmen könnte, ist, "Gott immer Hilfe seines Dieners Diener ernst und wollen hard" with die Note habe ich gute Absichten haben, zu arbeiten.

Denken Sie daran, die Geschichte von Diego Armando Maradona und Jonathan Pradana Mailoa?

Maradona, jeder weiß ungefähr "gol" nya umstrittenen World Cup in 1986. Ich glaube nicht unbedingt nennen möchte, dass solche Leute es goals ordinary (call näher an den Polytheismus), aber ich weiß sehr gut, ich bin sicher,Ziele, weil von seinem Willen, zu legitimieren, unsichtbar Schiedsrichter geworden, selbst im Video auch nicht sehr klar. Ich glaube, es liegt daran, dass er ein zäher Spieler, ausgezeichnet, gut, blah blah blah ist. Also hat Gott ihm helfen zu erreichen, was er sich vorstellte.

Dann, Jonathan, in APhO (Asian Physik-Olympiade), er bekam immer nur die Silbermedaille, während andere Freunde aus TOFI (indonesische Physik-Olympiade Team) bekommt das Gold. Dann studierte er in den Tod, beginnend bei 7.00 bis 11.00 Uhr, ein Nickerchen, wieder lernen, bis zu der Zeit krank wurde und ins Krankenhaus eingeliefert wurde ein paar Tage. Aber später in der IPhO (Internationale Physik-Olympiade), gewann er Gold bei den gleichen Zeit wie der absolute Gewinner, Best Best Theorie und Experiment, Was für ein ... ... ... ... ... ... ... ... ..!

Oh ja! Dass am Anfang dieser Bibliotheken in FK I UNS geschrieben habe, aber mein Laptop-Akku läuft aus, hiks, so wie zu Hause gehen - gerade nach der Fußball-Geist, beim Plaudern mit meiner Mutter - Nun, hier die neuesten Nachrichten. Ich sagte zu Mutter, wenn ich aufgeben rasaku früheren wollen, ob Sie mir zustimmen, an diesen Ort gehen? Und er antwortete mit Bestimmtheit, Ja! Origin mit einem guten Ziel''. Mutter sagte auch, dass, wenn das Wissen suchen, suchen bis China''. Es war eine große Erleichterung. Aber ich habe auch gesagt, dass vielleicht meine Liebe für die Dinge, die ich oben erwähnt habe nicht völlig entziehen. Aber ich würde sicher nicht mit meiner Schule, so Gott will, amen :)

O Allahs, des Gnädigen, des Barmherzigen und hoffentlich mit dem Segen von diesem, konnten Sie mir, wie du meridhoiku verspreche ich, fleißig zu studieren, aber zwingen Sie mich nicht aus diesem Traum, dass eines Gottes

Subhanallah Walhamdulillah wa laa ilaaha illallahu Allahuakbar!! Amin yaa Robbal ‘alamin…


.o2o91o . o2.47 p.m.